Yayasan Kapeta melakukan program pencegahan narkoba berbasis bukti “The Good Behavior Game” (GBG), kegiatan ini dilakukan pada November 2018-Juni 2019 di Jakarta Nanyang School, Tangerang Selatan. Program ini dapat terselengara dengan bantuan dari United Nations on Drugs and Crime (UNODC). Difasilitasi oleh pakar GBG dari Jerman: Prof. Dr. Clemens Hillebrand dari Universitas Oldenburg dan Prof Dr Marie Christine Vierbuchen dari Universitas Vechta. The Good Behavior Game merupakan pendekatan pencecegahan yang menyasar murid sekolah pada rentan usia 6-12 tahun dimana intervensi yang dilakukan dengan mengurangi perilaku agresif yang dapat menjadi faktor kontribusi penggunaan narkoba dimasa yang akan datang pada murid.
Studi menunjukkan bahwa agresi adalah faktor yang berkontribusi dan mendominasi dalam penyalahgunaan zat. Anak-anak dengan kepribadian agresif telah terbukti lebih rentan terhadap penggunaan narkoba saat remaja. Riwayat agresi pada anak merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat perilaku agresif seseorang saat menggunakan zat. Selanjutnya, banyak penelitian yang menunjukkan bagaimana perilaku agresif dan mengganggu yang umumnya ditampilkan remaja di kelas sangat erat kaitannya dengan keinginan untuk menggunakan narkoba.
The Good Behavior Game (GBG) adalah strategi pengelolaan kelas yang mempromosikan perilaku positif dan telah menunjukkan dampak positif jangka panjang bagi siswa (Kellam et al, 2008, Petras et al, 2011). Disampaikan dalam bentuk permainan kelas dengan manajemen kontingensi untuk menekan perilaku tertentu yang tidak diinginkan serta memunculkan perilaku yang diinginkan. Permainan ini juga mempromosikan kepada anak-anak tentang peran yang baik sebagai siswa dan juga sebagai anggota dalam suatu komunitas (Kellam et al., 2011 ). GBG pertama kali dipelajari keefektifannya pada tahun 1985 di 41 kelas di 19 sekolah dasar. Intervensi ini menunjukkan pengurangan tingkat penyalahgunaan zat dan
alkohol dalam studi selama tiga tahun, bersama dengan pengurangan perilaku seperti: mengobrol dalam kelas, berpindah kursi, mengejek dan penggunaan bahasa kasar. GBG telah terbukti efektif tidak hanya dalam bentuk aslinya, tetapi juga dalam berbagai pengembangannya, yang telah dievaluasi menggunakan beragam desain metodologi penelitian kasus (Tingstrom, et al., 2006; Nolan et al., 2014). Selain itu GBG terbukti efektif pada skala lintas budaya, diterapkan di berbagai bahasa, populasi siswa, tingkat sosial- ekonomi, dengan pola keberhasilan yang konsisten (Gu, Lai, & Ye, 2011; Thuen & Bru, 2009; Tingstrom et al., 2006; dalam Nolan et al. , 2014).
Tujuan dari GBG adalah mengurangi berkembangnya perilaku agresif, dimana merupakan faktor risiko penyalahgunaan zat dalam tahapan perkembangan. Mengurangi perilaku antisosial untuk meningkatkan perilaku pro-sosial pada siswa. Meningkatkan manajemen kelas dan memfasilitasi keterampilan guru dalam mengelola kelas dan mempromosikan program pencegahan penyalahgunaan narkoba yang efektif dan berbasis bukti di Indonesia.
Setelah intervensi GBG dengan instrument The Teacher Observation Instrument for Class Adaptation – Checklist (TOCA-C), menunjukkan hasil pada murid laki-laki dan perempuan:
- Sebelum intervensi, masalah konsentrasi rata-rata 2,3 setelah intervensi menurun menjadi 1,9;
- Perilaku mengganggu sedikit berkurang dari 1,5 menjadi 1,4 dan;
- Perilaku pro-sosial berkurang dari 1,8 menjadi 1,6 (artinya perilaku anti-sosial berkurang);
- Peningkatan yang signifikan terlihat pada siswa laki-laki dalam hal kesulitan konsentrasi, yang berkurang 19,5%, sedangkan perilaku mengganggu berkurang 7,0%.
Secara keseluruhan, intervensi GBG berdampak positif bagi siswa dan siswi, peningkatan ke arah prilaku pro-sosial dan peningkatan pengelolaan kelas. Maka perlu dilakukan advokasi untuk menyelenggarakan pelatihan the Good Behavior Game terutama untuk penyelenggara pendidikan di Indonesia. Melakukan advokasi dan menjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk replikasi program pencegahan narkoba berbasis bukti the Good Behavior Game di Indonesia . Selanjutnya membangun jejaring dengan para ahli dan pihak-pihak yang fokus melakukan program intervensi berbasis bukti the Good Behavior Game agar dapat meningkatkan standar dan kualitas intervensi.
Sumber:
- Kellam, Sheppard G et al. “The good behavior game and the future of prevention and treatment.” Addiction science & clinical practice vol. 6,1 (2011): 73-84.
- Kellam, Sheppard G et al. “The impact of the Good Behavior Game, a universal classroom-based preventive intervention in first and second grades, on high-risk sexual behaviors and drug abuse and dependence disorders into young adulthood.” Prevention science: the official journal of the Society for Prevention Research vol. 15 Suppl 1,0 1 (2014): S6-18. doi:10.1007/s11121-012-0296-z
- Diana Browning Wright, Lisa Mannino, & Clayton Cook. Good Behavior Game
- Boles, Sharon and Karen Miotto. “Substance abuse and violence: A review of the literature.” Aggression and Violent Behavior 8 (2003): 155-174.
- Cloninger, C. R. (Ed.). (1999). Personality and psychopathology. American Psychiatric Association.
- Hoaken, Peter S. and Sherry H. Stewart. “Drugs of abuse and the elicitation of human aggressive behavior.” Addictive behaviors 28 9 (2003): 1533-54. Tingstrom, et al., 2006; Nolan et al., 2014; Gu, Lai, & Ye, 2011; Thuen & Bru, 2009) : Baltimore City Public School Systems (BPCSS).